Selasa, 10 September 2013

Al Quran Mendukung Kebebasan Beragama

Dewasa ini semakin berkembang pemikiran yang menyatakan bahwa agama itu suatu pilihan. Setiap manusia berhak dan bebas menentukan kehendaknya untuk memilih agama yang benar menurut keyakinannya. Maka hak asasi dalam beragama itu harus dihormati dan dijunjung tinggi sehingga setiap orang diharamkan memaksakan agama dan keyakinannya kepada orang lain, khususnya orang yang telah beragama.

Islam sangat menghormati kebebasan dalam beragama dan berkeyakinan. Allah dalam surah Al Baqarah (2) ayat 256 telah menegaskan, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[1] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Islam mendorong umat manusia untuk memeluk agama berdasarkan pengetahuan, bukan karena warisan maupun paksaan. Islam membuka diri untuk dikritik dan dianalisis kebenaran ajarannya. Bahkan, Allah menantang orang-orang yang tidak percaya kepada kebenaran Al Quran untuk membuat satu ayat saja yang semisal dengannya.

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[2] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) – dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. {Qs. Al Baqarah (2) : 23-24}

Al Quran mustahil merupakan karangan manusia. Tak ada seorang pun di dunia ini yang mampu menulis buku yang menyerupai Al Quran. Al Quran tidak hanya membahas masalah ibadah dan dakwah saja, melainkan juga masalah hukum, politik, sejarah, sains dan sebagainya. Al Quran tak hanya mengisahkan tentang masa lalu saja tapi juga memberitakan hal-hal yang akan datang. Bahkan adakalanya manusia pada suatu masa tak mampu memahami makna ayat-ayat Al Quran. Tapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kecerdasan manusia, maka manusia pada masa selanjutnya justru berhasil memahami dan membuktikan kebenaran Al Quran. Hanya orang-orang yang berakal dan memiliki hati nuranilah yang mampu mempelajari dan mengerti makna kebenaran yang terkandung dalam Al Quran.

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[3], itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[4]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. {Qs. Ali Imran (3) : 7}

Allah menegaskan bahwa Al Quran bukanlah syair karangan nabi Muhammad SAW. Al Quran adalah kitabullah yang penuh dengan pelajaran dan hikmah supaya beliau memberikan peringatan kepada umat manusia dan ancaman bagi orang-orang kafir.

Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. {Qs. Yaasiin (36) : 69-70}

Al Quran memberikan pelajaran, pedoman dan petunjuk kepada manusia untuk menyelesaikan permasalahan kehidupannya. Tak heran jika Al Quran membahas segala aspek kehidupan manusia dan alam semesta.

(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. {Qs. Ali Imran (3) : 138}

Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.{Qs. Al Haaqqah (69) : 48}

Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. {Qs. Al ‘Ankabuut (29) : 51}

Allah juga menjadikan Al Quran sebagai sesuatu yang mudah untuk dipelajari supaya manusia mendapatkan ilmu dan pelajaran.

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? {Qs. Al Qamar (54) : 17. 22. 32. 40}

Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. {Qs. Ad Dukhaan (44) : 58}

Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. {Qs. Az Zumar (39) : 27}

Meski Al Quran mudah untuk dipelajari, tapi tidak semua orang yang mau meluangkan waktu untuk mempelajari Al Quran. Bahkan kadangkala ada orang yang mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran dari Al Quran tapi tak bersedia menyakini kebenaran Al Quran. Sebab hidayah adalah kehendak Allah. Namun bukan berarti manusia tak memiliki kewajiban untuk mempelajari dan mencari hidayah. Manusia tetap wajib mencari ilmu dan hikmah serta berharap Allah memberikannya hidayah. Dan hanya orang-orang yang berakal dan berimanlah yang dimudahkan hatinya untuk menerima kebenaran Islam.

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. {Qs. Shaad (38) : 29}

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). {Qs. Al Baqarah (2) : 269}

Al Quran bukan hanya pelajaran bagi umat Islam saja. Al Quran selalu membuka diri bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya. Al Quran adalah petunjuk dan peringatan bagi seluruh umat manusia. Bahkan ketika umat Nasrani (Kristen) yang memegang teguh Injil mempelajari Al Quran, maka mereka akan mendapatkan bahwa Al Quran juga menyampaikan dan menggenapi kebenaran yang terdapat dalam Injil.

Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.

Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).

Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh?” {Qs. Al Maaidah (5) : 82-84}

Salah satu ajaran Al Quran yang terdapat dalam Injil ialah ajaran yang menyatakan bahwa Allah itu Esa, tiada tuhan selain Dia dan Yesus Kristus adalah utusan Allah. Ajaran ketauhidan dalam Injil ini diungkapkan dalam Injil Yohanes pasal 17 ayat 3, “Inilah hidup yang kekal karena mereka telah mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar dan telah mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”

Al Quran memang berulang kali menegaskan bahwa Allah itu Esa, tiada tuhan selain Dia. Bahkan Al Quran dengan tegas menyatakan bahwa Yesus Kristus (Isa Al Masih) bukanlah tuhan, dan Yesus sendiri tak pernah mengajarkan umatnya untuk menyembahnya. Al Quran menegaskan bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tiada sesuatu pun yang setara dan serupa dengan Dia.

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan

Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” {Qs. Al Ikhlas (112) : 1-4}

Firman Allah ini sungguh menjadi ‘tamparan yang keras’ bagi umat Nasrani yang menyakini bahwa Yesus Kristus itu Tuhan. Bahkan kebanyakan mereka menyakini bahwa Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus merupakan Satu Pribadi. Konsep ketuhanan Kristen ini lebih dikenal dengan sebutan dogma Trinitas atau Tritunggal.

Dalam buku ‘“Tuhan, Izinkan Aku Murtad?” : Kisah Perjalanan Spiritual Anak Manusia dalam Mencari Kebenaran Tuhan dan Agama’, Anda akan diajak untuk mempelajari ayat-ayat Allah dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Tujuan utamanya ialah membuktikan apakah benar tiada Tuhan selain Allah? Apakah benar bahwa Allah umat Islam itu adalah Allah umat Yahudi dan Kristen? Dan untuk mengetahui apa yang dimaksud sebagai jalan yang lurus, serta agama yang diridhai di sisi-Nya?

Pembelajaran ini didasarkan pada Taurat, Injil dan Al Quran. Namun kami tetap berusaha mengutamakan Al Quran sebagai sumber petunjuk dan pengetahuan. Sebab kami menyakini bahwa

Al Quran adalah petunjuk yang sempurna bagi manusia dalam mencari hakikat Tuhan dan agama.
(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. {Qs. Ibrahim (14) : 52}

Tujuan kami bukanlah untuk meng-Islamkan seseorang. Sebab Islam telah menegaskan bahwa tidak ada paksaan dalam memeluk suatu agama. Kami hanya ingin berdiskusi dan menyampaikan kebenaran yang kami yakini, sedangkan hidayah Islam sepenuhnya merupakan kehendak Allah. Dan hanya orang-orang yang berakal dan suci hatinya yang mampu mendapatkan pelajaran dan menerima kebenaran Islam.

“Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan mendapatkan hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. Dan inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang menerima peringatan.” {Qs. Al An’am (6) : 125-126}

Akhir kata, kami hanya berharap semoga buku ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan pelajaran bagi orang-orang yang menghendakinya.

Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al Quran). {Qs. Al Muddatstsir (74) : 55}


_________________________________________________________________________________
 

[1] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

[2]  Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.

[3]   Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.

[4]   Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar