Dewasa ini semakin berkembang
pemikiran yang menyatakan bahwa agama itu suatu pilihan. Setiap manusia berhak
dan bebas menentukan kehendaknya untuk memilih agama yang benar menurut
keyakinannya. Maka hak asasi dalam beragama itu harus dihormati dan dijunjung
tinggi sehingga setiap orang diharamkan memaksakan agama dan keyakinannya
kepada orang lain, khususnya orang yang telah beragama.
Islam sangat menghormati kebebasan
dalam beragama dan berkeyakinan. Allah dalam surah Al Baqarah (2) ayat 256
telah menegaskan, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[1] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Islam mendorong umat manusia untuk
memeluk agama berdasarkan pengetahuan, bukan karena warisan maupun paksaan.
Islam membuka diri untuk dikritik dan dianalisis kebenaran ajarannya. Bahkan,
Allah menantang orang-orang yang tidak percaya kepada kebenaran Al Quran untuk
membuat satu ayat saja yang semisal dengannya.
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan
tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[2] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Maka jika kamu tidak dapat
membuat(nya) – dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu
dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi
orang-orang kafir. {Qs. Al Baqarah (2) : 23-24}
Al Quran mustahil merupakan karangan
manusia. Tak ada seorang pun di dunia ini yang mampu menulis buku yang
menyerupai Al Quran. Al Quran tidak hanya membahas masalah ibadah dan dakwah
saja, melainkan juga masalah hukum, politik, sejarah, sains dan sebagainya. Al
Quran tak hanya mengisahkan tentang masa lalu saja tapi juga memberitakan
hal-hal yang akan datang. Bahkan adakalanya manusia pada suatu masa tak mampu
memahami makna ayat-ayat Al Quran. Tapi seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan kecerdasan manusia, maka manusia pada masa selanjutnya justru
berhasil memahami dan membuktikan kebenaran Al Quran. Hanya orang-orang yang
berakal dan memiliki hati nuranilah yang mampu mempelajari dan mengerti makna
kebenaran yang terkandung dalam Al Quran.
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al
Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[3], itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat)
mutasyaabihaat[4].
Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka
mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk
menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang
mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata:
“Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi
Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal. {Qs. Ali Imran (3) : 7}
Allah menegaskan bahwa Al Quran
bukanlah syair karangan nabi Muhammad SAW. Al Quran adalah kitabullah yang
penuh dengan pelajaran dan hikmah supaya beliau memberikan peringatan kepada
umat manusia dan ancaman bagi orang-orang kafir.
Dan Kami tidak mengajarkan syair
kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu
tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. supaya dia
(Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup dan supaya pastilah
(ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.
{Qs. Yaasiin (36) : 69-70}
Al Quran memberikan pelajaran,
pedoman dan petunjuk kepada manusia untuk menyelesaikan permasalahan
kehidupannya. Tak heran jika Al Quran membahas segala aspek kehidupan manusia
dan alam semesta.
(Al Quran) ini adalah penerangan
bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa. {Qs. Ali Imran (3) : 138}
Dan sesungguhnya Al Quran itu
benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.{Qs. Al Haaqqah
(69) : 48}
Dan apakah tidak cukup bagi mereka
bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia
dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang
besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. {Qs. Al ‘Ankabuut (29) : 51}
Allah juga menjadikan Al Quran
sebagai sesuatu yang mudah untuk dipelajari supaya manusia mendapatkan ilmu dan
pelajaran.
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan
Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? {Qs.
Al Qamar (54) : 17. 22. 32. 40}
Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran
itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. {Qs. Ad Dukhaan (44) : 58}
Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi
manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat
pelajaran. {Qs. Az Zumar (39) : 27}
Meski Al Quran mudah untuk
dipelajari, tapi tidak semua orang yang mau meluangkan waktu untuk mempelajari
Al Quran. Bahkan kadangkala ada orang yang mendapatkan banyak hikmah dan
pelajaran dari Al Quran tapi tak bersedia menyakini kebenaran Al Quran. Sebab
hidayah adalah kehendak Allah. Namun bukan berarti manusia tak memiliki
kewajiban untuk mempelajari dan mencari hidayah. Manusia tetap wajib mencari
ilmu dan hikmah serta berharap Allah memberikannya hidayah. Dan hanya
orang-orang yang berakal dan berimanlah yang dimudahkan hatinya untuk menerima
kebenaran Islam.
Ini adalah sebuah kitab yang Kami
turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya
dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. {Qs. Shaad (38) : 29}
Allah menganugerahkan al hikmah
(kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). {Qs. Al Baqarah (2) : 269}
Al Quran bukan hanya pelajaran bagi
umat Islam saja. Al Quran selalu membuka diri bagi siapa saja yang ingin
mempelajarinya. Al Quran adalah petunjuk dan peringatan bagi seluruh umat
manusia. Bahkan ketika umat Nasrani (Kristen) yang memegang teguh Injil
mempelajari Al Quran, maka mereka akan mendapatkan bahwa Al Quran juga
menyampaikan dan menggenapi kebenaran yang terdapat dalam Injil.
Dan sesungguhnya kamu dapati yang
paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang
yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu
disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat
pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak
menymbongkan diri.
Dan apabila mereka mendengarkan apa
yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air
mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari
kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah
beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).
Mengapa kami tidak akan beriman
kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat
ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang
saleh?” {Qs. Al Maaidah (5) : 82-84}
Salah satu ajaran Al Quran yang
terdapat dalam Injil ialah ajaran yang menyatakan bahwa Allah itu Esa, tiada
tuhan selain Dia dan Yesus Kristus adalah utusan Allah. Ajaran ketauhidan dalam
Injil ini diungkapkan dalam Injil Yohanes pasal 17 ayat 3, “Inilah hidup
yang kekal karena mereka telah mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar
dan telah mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”
Al Quran memang berulang kali
menegaskan bahwa Allah itu Esa, tiada tuhan selain Dia. Bahkan Al Quran dengan
tegas menyatakan bahwa Yesus Kristus (Isa Al Masih) bukanlah tuhan, dan Yesus
sendiri tak pernah mengajarkan umatnya untuk menyembahnya. Al Quran menegaskan
bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tiada sesuatu pun yang
setara dan serupa dengan Dia.
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang
Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan
Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia.” {Qs. Al Ikhlas (112) : 1-4}
Firman Allah ini sungguh menjadi
‘tamparan yang keras’ bagi umat Nasrani yang menyakini bahwa Yesus Kristus itu
Tuhan. Bahkan kebanyakan mereka menyakini bahwa Allah Bapa, Yesus Kristus dan
Roh Kudus merupakan Satu Pribadi. Konsep ketuhanan Kristen ini lebih dikenal
dengan sebutan dogma Trinitas atau Tritunggal.
Dalam buku ‘“Tuhan, Izinkan
Aku Murtad?” : Kisah Perjalanan Spiritual Anak Manusia dalam Mencari
Kebenaran Tuhan dan Agama’, Anda akan diajak untuk mempelajari ayat-ayat
Allah dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Tujuan utamanya ialah membuktikan
apakah benar tiada Tuhan selain Allah? Apakah benar bahwa Allah umat Islam itu
adalah Allah umat Yahudi dan Kristen? Dan untuk mengetahui apa yang dimaksud
sebagai jalan yang lurus, serta agama yang diridhai di sisi-Nya?
Pembelajaran ini didasarkan pada
Taurat, Injil dan Al Quran. Namun kami tetap berusaha mengutamakan Al Quran
sebagai sumber petunjuk dan pengetahuan. Sebab kami menyakini bahwa
Al Quran adalah petunjuk yang
sempurna bagi manusia dalam mencari hakikat Tuhan dan agama.
(Al Quran) ini adalah penjelasan
yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan
supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar
orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.
{Qs. Ibrahim (14) : 52}
Tujuan kami bukanlah untuk
meng-Islamkan seseorang. Sebab Islam telah menegaskan bahwa tidak ada paksaan
dalam memeluk suatu agama. Kami hanya ingin berdiskusi dan menyampaikan
kebenaran yang kami yakini, sedangkan hidayah Islam sepenuhnya merupakan kehendak
Allah. Dan hanya orang-orang yang berakal dan suci hatinya yang mampu
mendapatkan pelajaran dan menerima kebenaran Islam.
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah
akan mendapatkan hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk
(menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan
dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit.
Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. Dan
inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada
orang-orang yang menerima peringatan.” {Qs. Al An’am (6) : 125-126}
Akhir kata, kami hanya berharap
semoga buku ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan pelajaran bagi orang-orang
yang menghendakinya.
Maka barangsiapa menghendaki,
niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al Quran). {Qs. Al Muddatstsir (74) : 55}
_________________________________________________________________________________
[1]
Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah
s.w.t. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari
Allah s.w.t. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain
dari Allah s.w.t.
[2] Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang
meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan
mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi
Muhammad s.a.w.
[3] Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang
terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
[4] Termasuk dalam pengertian ayat-ayat
mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak
dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara
mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti
ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang
mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar