(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra
Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku
menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia
di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu
Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula)
diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung
dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi
burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku.
Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang
buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan
seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari
kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku
menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala
kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu
orang-orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan
sihir yang nyata.”
Qs. Al Maaidah (5) : 110
Yesus Kristus dan Allah Bapa bukanlah satu hakikat. Fakta ini adalah
kenyataan yang tak terbantahkan. Tetapi para teolog penganut doktrin
Tritunggal tetap menyakini Yesus Kristus adalah Putra Allah. Mereka
berkata: “Yesus Kristus tidak mempunyai ayah yang bisa diketahui.” Ini
tidak pernah terjadi pada anak keturunan Adam sebelum mereka. Benarkah
Yesus Kristus diperanakkan oleh Allah?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, marilah menyimak kisah
kedatangan malaikat Tuhan kepada Maria untuk memberitakan kelahiran
Yesus, sebagai berikut:
Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea
bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang
bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika
malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang
dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam
hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan
takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak
laki-laki dan hendaklah engkau menamai dia Yesus. Ia akan menjadi besar
dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadanya takhta Daud, bapa leluhurnya. Dan ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub selama-lamanya dan kerajaannya tidak berkesudahan.”
Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah. Dan sesungguhnya,
Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki
pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut
mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. Lukas 1 : 26-38
Kisah tersebut telah menegaskan bahwa proses kelahiran Yesus adalah
mutlak terjadi karena kekuasaan Allah. Kuasa Allah menaungi Maria,
kemudian dengan kuasa-Nya tersebut Allah membentuk janin Yesus dalam
rahim Maria. Bagi Allah tiada yang mustahil, sebab Allah Maha
Berkehendak lagi Maha Pencipta. Jika Allah hendak menciptakan sesuatu,
maka Dia hanya berkata: “Jadilah, maka terjadilah ia.” Dalam kelahiran
Yesus, Allah meniupkan Roh Kudus yang berasal dari-Nya kepada rahim
Maria, seraya berfirman, “Jadilah!” Maka jadilah di dalam rahim itu
janin Yesus.
Ketika malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah
menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (firman)
dari-Nya (yaitu seorang putra) namanya AlMasih Isa putra Maryam, seorang
terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang
didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia (sewaktu)
dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara
orang-orang yang shalih.”
Dia (Maryam) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan
mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang
menyentuhku?”
Dia (malaikat) berkata, “Demikianlah Allah menciptakan apa yang
Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata
kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. Qs. Ali Imran : 45-47
Terkadang memang sulit untuk memahami dan mengakui kuasa Allah atas
alam semesta. Sebab kadang kita dihadapkan pada hal-hal yang ajaib yang
mustahil bisa dilakukan menurut pemahaman manusia. Termasuk kelahiran
Yesus Kristus tersebut. Mungkin kita berpikir bahwa mustahil seorang
perawan yang tidak pernah disentuh oleh lelaki bisa mengandung dan
melahirkan seorang anak. Sebab dalam pemahaman kita seorang wanita tidak
akan hamil sebelum bersetubuh dengan seorang laki-laki. Padahal bagi
Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Kuasa tidak ada yang mustahil.
Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan? Kejadian 18: 14
Kisah mengandungnya Maria tanpa disentuh seorang lelaki pun mungkin
tidak masuk akal bagi manusia sehingga kita sulit mempercayainya. Di
sinilah terjadi peperangan antara iman dan pikiran. Kalau kita beriman
pasti kita akan menyakini kebenaran dan kekuasaan Allah. Namun tidak
demikian jika kita berpikir, pikiran itu memang mampu mengukuhkan
keimanan kita, tetapi tak jarang pikiran juga yang membuat kita semakin
jauh dari Allah.
Namun hendaknya kita selalu berusaha untuk menundukkan akal pikir
kita kepada kuasa Allah. Mungkin bagi kita sesuatu itu mustahil, tapi
bagi Allah tiada yang mustahil. Awalnya, kita boleh tidak mudah percaya
terhadap sesuatu, tetapi ketika telah jelas kebenaran sesuatu itu maka
hendaknya kita beriman kepadanya. Sebab iman tanpa ilmu adalah
kebodohan, sedangkan ilmu tanpa iman berbuah kesesatan.
Maria pun pada awalnya tidak mempercayai akan firman Allah yang
disampaikan kepadanya. Ketika malaikat Tuhan menyampaikan firman Allah
bahwa Maria akan melahirkan Yesus, maka Maria menjadi bimbang dan kurang
percaya atas apa yang didengarnya tersebut; ia merasa tidak mungkin
bagi dirinya mengandung dan melahirkan Yesus, sebab dia belum pernah
disentuh oleh laki-laki. Namun ketika malaikat Tuhan berkata, “Sebab
bagi Allah tidak ada yang mustahil,” maka yakinlah Maria bahwa ia akan
benar-benar mengandung dan melahirkan Yesus. Karenanya Maria pun
berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu.”
Kelahiran Yesus benar-benar merupakan bukti kuasa Allah dalam
menciptakan segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Allah berkuasa
menciptakan sesuatu dengan asbab (hukum sebab-akibat), bertentangan
dengan asbab, bahkan tanpa asbab. Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil.
Sungguh Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan
(dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, “(Tuhan itu) tiga,”
berhentilah. Itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang
Mahaesa, Mahasuci Dia dari mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung. Qs. Al Maaidah (5) : 171
Menyimak kisah kelahiran Yesus tersebut maka kita dapat menyimpulkan
bahwa Yesus Kristus tidak diperanakkan oleh Allah. Kelahiran Yesus dari
seorang Perempuan Suci merupakan bukti kekuasaan Allah. Kalaupun Yesus
disebut Anak Allah, sebutan itu untuk menggambarkan kedekatan Yesus
dengan Allah yang mengutusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar