Marilah kita buka satu persoalan yang di negara-negara Barat
dianggap sebagai simbol dari penindasan dan perbudakan wanita, yaitu
jilbab atau tudung kepala. Apakah betul tidak terdapat pembahasan
mengenai jilbab di dalam tradisi Jahudi-Kristen ? Mari kita lihat bukti
catatan yang ada. Menurut Rabbi Dr. Menachem M. Brayer, Professor
Literatur Injil pada Universitas Yeshiva dalam bukunya, The Jewish woman in Rabbinic Literature,
menulis bahwa baju bagi wanita Yahudi saat bepergian keluar rumah
yaitu mengenakan penutup kepala yang terkadang bahkan harus menutup
hampir seluruh muka dan hanya meninggalkan sebelah mata saja. Beliau
disana mengutip pernyataan beberapa Rabbi (pendeta Yahudi) kuno yang
terkenal: "Bukanlah layaknya anak-anak perempuan Israel yang
berjalan keluar tanpa penutup kepala" dan "Terkutuklah laki-laki yang
membiarkan rambut isterinya terlihat," dan "Wanita yang membiarkan
rambutnya terbuka untuk berdandan membawa kemelaratan."
Hukum Rabbi melarang pemberian berkat dan doa kepada wanita menikah
yang tidak menutup kepalanya karena rambut yang tidak tertutup
dianggap "telanjang". Dr. Brayer juga mengatakan bahwa "Selama masa
Tannaitic, wanita Yahudi yang tidak menggunakan penutup kepala
dianggap penghinaan terhadap kesopanannya. Jika kepalanya tidak
tertutup dia bisa dikenai denda sebanyak empat ratus zuzim untuk
pelanggaran tersebut."
(Foto : Wanita Yahudi di Uzbekistan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar