Berdasarkan
penilitian arkeologi bangsa ini terbentuk dari asimilasi suku asli setempat
yaitu suku Turki Kuno dengan suku pendatang yaitu Yahudi. Suku ini menempati
kawasan di Asia Barat.
B. Bangsa
Afghan
Kesaksian
sejarah dari Kitab Sejarah Islam antara lain :
Dalam Kitab
Tabqat e Nasri yang mencantumkan penaklukan Afghanistan oleh Jengis Khan, di
dalamnya tertulis bahwa pada zaman Dinasti Syabnisi, di sana tinggal suatu kaum
yang disebut Bani Israil, sebagian dari mereka adalah Saudagar. Orang-orang ini
pada tahun 622 M (pada zaman Rasulullah saw) menetap di kawasan Herat. Sahabat
Khalid ibn Walid r.a. datang menemui mereka dan menyeru mereka kepada Islam.
Lima atau enam kepala suku mereka ikut serta dengan Khalid menemui Rasulullah
saw, diantar kepala suku tersebut adalah Qes (Kish/Kisy). Orang-orang ini
akhirnya menerima Islam dan ikut bertempur bersama Rasulullah saw. Rasulullah
memberi nama baru kepada Qes yaitu Abdul Rasyid dan memberikan nama julukan
dengan nama dari Ibrani yaitu Pathan.
Dalam Kitab Majma’ul
Ansab, Mullah Khuda Dad menulis, Bahwa Putra sulung Yakub adalah Yehuda, putra
Yehuda adalah Usrak, putra Usrak adalah Aknur, Puta Aknur adalah Ma’alib, putra
Ma’alib adalah Farlai, putra Farlai adalah Qes, putra Qes adalah Thalut, putra
Thalut adalah Armea, dan putra Armea adalah Afghan dan anak keturunannya adalah
bangsa Afghan. Afghan hidup sezaman dengan Nebukadnezar. Generasi ketururunan
ke 34 dari Afghan barulah lahir Qes yang hidup sezaman dengan Rasulullah saw
yang kemudian memeluk Islam.
(Termuat
dalam buku A Nature of a Visit to Ghazni, Kabul, and Afghanistan, by G.T. Vigne
: 1840).
Dalam Kitab
sejarah Makhzan e Afghani oleh Khawaja Ni’matullah Herati yang ditulis pada
tahun 1018 Hijriah, diterjemahkan oleh Prof. Bernhard Doran dari Kharqui
University, terbitan London tahun 1836, kita dapati bahwa Bangsa Afghan
bernenek moyang kepada Israil yaitu kepada Raja Thalut (Saul) dari putranya
Armea (Armiya). Ditulis pula bahwa Nebukadnezar telah membuang bangsa Bani
Israil ini ke kawasan pegunungan di Ghaur, Ghazni, Kabul, Khandar (Khandahar),
dan Koh Firoz.
Kesaksian
sejarah dari para Peneliti Sejarah lain :
Rabi Ben
Yamin dari Toledo (Spanyol) yang pada abad ke-12 melakukan ekspedisi pencarian
suku-suku Israil yang hilang, dia menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi telah
menetap di Cina,lran, dan Tibet.
Josephus yang
menulis sejarah kuno orang Yahudi pada tahun 93 Masehi, di dalam jilid 11
bukunya menjelaskan tentang kaum Yahudi yang kembali dari penawanan bersama
Nabi Ezra. Dia menjelaskan bahwa 10 suku sampai saat ini berdiam di seberang
timur sungai Euphrat (Persia), dan jumlah mereka sangat banyak. Santo Jerome
yang hidup pada abad ke 5 Masehi menjelaskan bahwa pada zaman Nabi Hosea 10
suku bani Israil masih berada sebagai tawanan Raja Pathryia.
Count Juan
Steram menulis bahwa orang-orang Afghan mengaku bahwa Nebukadnezar membuang
mereka ke kawasan Ghaur (Afghanistan) setelah kejatuhan Yerusalem.
Dalam buku
Histrory of Afganistan oleh L.P. Ferrier yang diterjemahkan oleh Capt. W.M.
Jasse, terbitan London 1858. Tertulis sebuah riwayat bahwa tatkala Nadir Syah
tiba di Peshawar untuk menaklukan Hindustan, maka para tokoh suku Yusuf Zai
mempersembahkan kepadanya sebuah Bibel yang bertuliskan bahasa Ibrani dan juga
beberapa barang perabotan dari suku mereka yang dipergunakan untuk menjalankan
ritual agama kuno mereka. Ikut dalam perkemahan Nadir Syah beberapa orang
Yahudi, manakala Nadir Syah memperlihatkan barang-barang tersebut kepada orang
Yahudi maka seketika itu pula mereka mengenali barang-barang tersebut sebagai
barang¬barang orang Yahudi.
Singkatnya
fakta dari Kitab-kitab sejarah, arkeologi, dan anthropologi telah membuktikan
dengan terang benderang bahwa bangsa-bangsa yang menempati kawasan negeri
Afghanistan adalah berasal dari bani Israil, bahkan orang Afghan sendiri
mengakui bahwa mereka ada Bene (Bani) Israil.
Suku-suku
Bani Israil di Afghanistan saat ini telah memeluk agama Islam, namun mereka
menganggap diri mereka sebagai bani Israil (keturunan Israil) dari anak
keturunan Kish, keturunan Raja Saul.
Beberapa
Tradisi Bangsa Pathan yang sama dengan tradisi Israil seperti menyunat anak
usia 8 hari, berpakaian model Tizzit, menyalakan lilin pada jum’at malam,
bangsa pria pasthun bertradisi menikahi janda kakak ipar yang belum memiliki
anak (sama seperti Israil- ulangan 25: 5-6).
C. Bangsa
Kasymir (India Utara)
Kashmir
terletak di India Utara dan Barat Nepal. Meski demikian penampilan fisik mereka
berbeda dengan orang India pada umumnya. Orang Kashmir pun mengnggap diri
mereka sebagai Bene Israil (keturunan Israil). Daerah-daerah di Kashmir pun
dinamakan sama dan mirip dengan daerah-daerah di tanah air mereka di Israil.
Nama tempat-tempat di Kasymir
|
Nama
tempat-tempat di Israil
|
Kabul
|
Kabul
|
Punisia
|
Punch
|
Zaidan
|
Zaida
|
Himas
|
Hamasy
|
Golgota
|
Gilget
|
Tibet
|
Tibet
|
Lasya
|
Lhasa
|
Laddha
|
Leddha
|
Syur
|
Suret
|
Sihi
|
Skit
|
Bahkan kata
Kasymir itu sendiri berasal dari “ka (mirip) seir” dimana Seir adalah salah
satu kota di Israil. Ingat juga dalam Injil dikatakan bahwa Musa muncul dari
Tursina dan Isa muncul dari Seir. Orang Ksymir menghormati hari sabath, menyunat
anak pada usia 8 bulan, dan merayakan beberapa hari raya Israil.
Dr. Bernier
dalam bukunya Travel in The Moghul Empire menulis :
“Yakni, tidak
diragukan lagi bahwa orang-orang Kashmir adalah Bani Israil. Dan pakaian
mereka, wajah mereka, serta beberapa tradisi mereka secara telak menyatakan
bahwa mereka berasal dari rumpun keluarga Bani Israil”.
Dalam buku
Dictionary of Geography oleh A.K. Johnston, pada halaman 250, tentang kata
Kashimiri tertulis : “Penduduknya berpostur tinggi, kekar, gagah. Dan kaum
wanitanya manis, cantik, berhidung bengkok, rupa dan penampilan mereka
betul-betul menyerupai orang-orang Yahudi (Tidak menyerupai bahwa Hindustan
pada umumnya).
Peneliti
Francis Burnear menulis dalam jurnal perjalanannya : “Setelah turun naik mendaki
pegunungan Pire Panjale dan menginjak daerah Kashmir, yang teristimewa
mengagetkan saya ialah persamaan penduduk negeri itu dengan orang Yahudi?..”
Sir Walter
Lawrence 1895. p. 315 dalam buku The Valley of Kashmir menulis :
“Kebanyakan
roman muka mereka sebagai Ibrani”.
Orang Kashmir
gemar sekali kepada nama-nama yang ada hubungannya dengan Palestina. Misalnya
Musachail (Partai Musa), Tachte Sulaiman (Kerajaan Sulaiman), Yusuf Zei
(kerabat Yusuf), dll.
D. Bangsa
Shin Lung (Bene Menashe)
Bangsa ini
menempati perbatasan India dan Myanmar. Memiliki tradisi penyembelihan hewan
korban seperti suku-suku Israil kuno dan menyebut diri sebagai bene Menashe.
Memiliki cerita turun temurun bahwa nenek moyang mereka berasal dari negeri di
barat yang kemudian bermigrasi ke timur jauh dan berasimilisai dengan suku
bangsa Cina. Mereka yakin bahwa mereka bukan orang Cina. Mereka menyebut diri
sebagai Lusi (10 suku). Tradisi Menashe adalah : sunat, upacara pemberkatan
anak pada usia 8 hari, hari keagamaan yang mirip Yahudi, pernikahan ipar,
menyebut Tuhan mereka dengan Y’wa (asal dari Yehuwa ? sebutan Tuhan bagi
Israil), disetiap kampung ada Imam yg namanya pasti Harun (Aaron – Imam pertama
bangsa Israil), memiliki puisi yang berkisah tentang penyeberangan laut (Musa
a.s.).
E. Chiang Min
(Cina)
Bangsa ini
percaya nenek moyang mereka berasal dari Barat, hanya punya satu Tuhan yang
mereka sebut Yawei (Yehuwa). Para Imam harus pria yang sudah menikah (Im 21:
7,13), dan diwariskan secara turunan (seperti tradisi Yahudi).
Para Imam
menggunakan jubah putih dan bersurban. Mezbah dibuat dari batu yang tidak
dipotong dengan alat logam (Kel 20 :
25), dan tidak boleh didekatioleh orang asing atau orang cacat (Im 21:17-23).
Para Imam menggunakan tali pengikat jubah dan tongkat kayu. Dalam
upacara-upacara mereka mengibarkan 12 bendera sebagai lambang Ayah yang
memiliki 12 anak (suku), wanitanya mengenakan kerudung, dan berlaku juga
pernikahan ipar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar