- “Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS: Al Maidah: 3)
Dan
menangislah Abu Bakar as-Shiddiq, lalu bertanyalah Rasulullah apa yang
membuatnya menangis dalam ayat itu dan Abu Bakar menjawab :
“Ini adalah berita kematian Rasulullah saw.” Kembali dari haji wada’ dan kurang dari 7 hari wafat beliau, turunlah ayat Al Qur’an yang terakhir, yaitu
QS. Al Baqarah [2] : 281.
وَاتَّقُواْ يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ (waittaquu yawman turja'uuna fiihi ilaa allaahi tsumma tuwaffaa kullu nafsin maa kasabat wahum laa yuzhlamuuna)
- "Dan
peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu
itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri
diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya,
sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
Mulai tampaklah sakit beliau, dan Rasulullah saw. pun mengunjungi syuhada Uhud pada awal bulan Shafar 11H dan berkata:
- “Assalamu’alaikum
wahai syuhada Uhud, kalian adalah orang-orang yang mendahului, dan
kami Insya Allah akan menyusul kalian, dan sesungguhnya aku, Insya
Allah akan menyusul.”
Saat pulang, Rasulullah saw. menangis, dan sahabat bertanya apa yang membuat beliau menangis dan Rasulullah bersabda:
- “Aku merindukan saudara-saudaraku seiman.”
Mereka berkata:
“Bukankah kami adalah saudaramu seiman wahai Rasulullah?” Beliau bersabda:
- Bukan.., kalian adalah sahabatku...!
- adapun
saudaraku seiman adalah suatu kaum yang akan datang setelahku, mereka
beriman kepadaku sedang mereka belum pernah melihatku.. dan mereka
itulah kekasihku..”
Semoga kita semua termasuk mereka yang dirindukan Rasulullah, amiin. Pada
tanggal 29 Shafar beliau menghadiri jenazah di Baqi’. Pulangnya,
beliau merasakan pusing di kepala dan suhu badannya meninggi. Sejak
itulah beliau mulai sakit dan semakin parah. Selama sakitnya beliau
tetap memimpin shalat selama 11 hari dari 13 hari masa sakit beliau. 4
hari sebelum wafat, pada waktu shalat Isya, beliau meminta Abu Bakar
menggantikannya dalam memimpin shalat. Tiga hari sebelum
wafat, sakit beliau semakin mengeras. Beliau saat itu berada di rumah
Sayyidinah Maimunah dan berkumpullah istri-istri beliau, dan beliau
meminta izin kepada mereka untuk tinggal di rumah ‘Aisyah, dan istri
beliau mengizinkannya. Kemudian Rasulullah berkeinginan untuk berdiri,
tetapi beliau tidak mampu. Datanglah Ali bin Abi Thalib dan Al Fadl bin
Al ‘Abbas untuk membawa Rasulullah, lalu memindahkan beliau menuju
kamar Aisyah. Mulailah manusia berkumpul di dalam masjid.
Para sahabat pun memenuhi masjid. Di rumah Aisyah, Rasulullah
mencucurkan keringat yang sangat deras, Aisyah berkata: "
Sungguh belum pernah aku melihat ada seorang manusia yang berkeringat deras seperti ini.” Maka dia mengambil tangan Rasulullah dan dengannya dia mengusap keringat beliau. Aisyah berkata: "Aku mendengar beliau berkata:
- “Laa Ilaha Illalllah, sesungguhnya kematian itu memiliki sekarat.”
Suara-suara
di masjid pun meninggi. Para sahabat mengkhawatirkan kondisi
Rasulullah, beliau pun dating kepada mereka. Saat beliau berkehendak
untuk bangun, akan tetapi tidak mampu. Maka para sahabat menyiramkan 7
qirbah (timba) air kepada beliau hingga beliau bangkit dan naik ke atas
mimbar. Jadilah khutbah tersebut menjadi khutbah terakhir beliau, menjadi kalimat terakhir beliau, dan do’a terakhir beliau. Rasulullah bersabda:
- “Wahai manusia, kalian mengkhawatirkan aku?”
Mereka menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.” Bersabdalah Rasulullah:
- “Sesungguhnya
tempat perjanjian kalian dengan aku bukanlah di dunia, tempat
perjanjian kalian denganku adalah di haudh (telaga). Demi Allah, sungguh
seakan-akan aku sekarang sedang melihat kepadanya di depanku ini.
Wahai manusia, demi Allah, tidaklah kefakiran yang aku khawatirkan atas
kalian, akan tetapi yang aku khawatirkan adalah dibukanya dunia atas
kalian, sehingga kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya, sebagaimana
orang-orang sebelum kalian telah berlomba-lomba untuk mendapatkannya.
Maka dunia itu akan membinasakan kalian sebagaimana dia telah
membinasakan orang-orang sebelum kalian.”
Kemudian beliau bersabda :
- “ Allah Allah, shalat, Allah Allah, shalat.” (maksudnya; Aku bersumpah demi Allah terhadap kalian agar kalian menjaga shalat).
lantas beliau bersabda:
- “Wahai manusia, bertakwalah kalian terhadap kaum wanita, aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik terhadap kaum wanita.”
Setelah itu beliau kembali bersabda:
- “Wahai
manusia, sesungguhnya ada seorang hamba, yang Allah telah memberikan
pilihan kepadanya antara dunia dan antara apa yang ada disisi-Nya, maka
dia memilih apa yang ada disisi-Nya.”
Tidak ada seorangpun yang memahami yang dimaksud ‘seorang hamba’ adalah Rasulullah sendiri kecuali sahabat Abu Bakar. Kemudian mulailah beliau berdo’a untuk mereka:
- “Mudah-mudahan
Allah menetapkan kalian, mudah-mudahan Allah menjaga kalian,
mudah-mudahan Allah meneguhkan kalian, mudah-mudahan Allah menguatkan
kalian, mudah-mudahan Allah menjaga kalian.”
Kalimat terakhir sebelum turun dari mimbar adalah:
- “Wahai manusia, sampaikanlah salamku kepada orang yang mengikutiku diantara umatku hingga akhir zaman.”
Dan beliau kembali dibawa ke rumah beliau. Masuklah
Abdurrahman ibn Abu Bakar membawa siwak, beliau terus melihat kea rah
siwak tersebut, tetapi tidak mampu berkata menginginkan siwak. Lalu,
Aisyah mengambil siwak tersebut, kemudian aku letakkan di mulutnya agar
lunak, dan memberikan siwak tersebut kepada beliau. Maka sesuatu yang
paling akhir masuk kedalam perut Rasulullah adalah air ludah Aisyah,
Aisyah berkata:
- “ Termasuk keutamaan Rabbku atasku adalah Dia telah mengumpulkan antara air ludahku dengan ludah Nabi saw. sebelum beliau wafat.”
Fathimah,
putri beliau pun masuk pada waktu dhuha tanggal 12 Rabi’ul awal 11 H.
Lalu dia menangis saat masuk ke ruangan Rasulullah, karena biasanya
setiap kali dia masuk menemui beliau, beliau berdiri dan menciumnya di
antara kedua matanya. Nabi saw. membisikan sesuatu di
telinganya, maka diapun menangis. Lalu, beliau membisikan kembali
sesuatu kepada Fathimah, maka diapun tertawa. Setelah wafat Nabi saw., mereka bertanya kepada Fathimah apa yang beliau bisikan kepadanya, dan Fathimah berkata:
- “Pertama kalinya beliau berkata kepadaku: “Wahai Fathimah, aku akan meninggal malam ini.” Maka akupun menangis.
- Maka saat beliau mendapati tangisanku beliau kembali berkata: “Engkau adalah keluargaku yang pertama kali akan bertemu denganku.” Maka akupun tertawa.”
Rasulullah
memanggil Hasan dan Husain, beliau mencium keduanya dan berwasiat
kebaikan kepada keduanya. Beliau juga menasihati dan mengingatkan
istri-istri beliau.
- Beliau berwasiat kepada seluruh manusia yang hadir agar menjaga shalat, dan beliau terus mengulang-ulang wasiat tersebut.
Lalu rasa sakitpun terasa semakin berat, maka beliau bersabda keluarkan siapa saja dari rumah beliau, dan beliau bersabda :
- “Mendekatlah kepadaku wahai Aisyah!”
Beliau pun tidur di dada istri beliau Aisyah, dan Aisyah berkata : “Beliau mengangkat tangan beliau seraya bersabda:
- “Bahkan Ar Rafiqul A’la bahkan Ar Rafiqul A’la.”
Maka diketahuilah bahwa disela ucapan beliau, beliau disuruh memilih di antara kehidupan dunia atau Ar Rafiqul A’la.
Masuklah malaikat Jibril, seraya berkata:
- “Malaikat maut ada di pintu, meminta izin untuk menemuimu, dan dia tidak pernah meminta izin kepada seorangpun sebelummu.”
Maka Rasulullah mengizinkan malaikat maut untuk masuk. Masuklah Malaikat maut seraya berkata :
- ” Assalamu’alaika
wahai Rasulullah. Allah telah mengutusku memberikan pilihan kepadamu
antara tetap tinggal di dunia atau bertemu dengan Allah di akhirat.”
Nabi saw. bersabda :
- “Bahkan
aku memilih Ar Rafiqul A’la (Teman yang tertinggi), bersama-sama
dengan orang yang dianugerahi ni’mat Allah SWT, yaitu : para Nabi,
shiddiqiin, orang yang mati syahid dan orang shaleh. Dan mereka itulah
rafiq (teman) yang sebaik-baiknya.”
Aisyah mendengarkan dengan seksama, Nabi saw. berdo’a :
- ”Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku dan susulkan aku pada Ar Rafiq Al A’la, Ya Allah (aku minta) Ar Rafiq A’la”
Berdirilah malaikat maut di sisi kepala Nabi yang mulia dan berkata :
- “Wahai roh yang bagus, roh Muhammad ibn Abdillah, keluarlah menuju keridhaan Allah, dan menuju Rabb yang ridha dan tidak murka!”
Sayyidah
Aisyah berkata, kemudian jatuhlah tangan Nabi saw. dan kepala beliau
menjadi berat di atas dadanya, dan sungguh ia tahu bahwa rasulullah
telah wafat. Dia berkata :
- ”Aku tidak tahu apa
yang harus kulakukan, tidak ada yang kuperbuat selain keluar dari kamar
menuju masjid, yang di sana ada para sahabat, dan kukatakan: “
Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”
Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid itu. ~
Ali bin Abi Thalib terduduk karena beratnya kabar tersebut. ~
Utsman bin Affan seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri. Adapun
Umar bin Al Khaththab berkata :
- “Jika
ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah telah meninggal, akan
kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui
Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui Rabbnya.”
Adapun
Abu Bakar, dia adalah orang yang paling tegar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau, dan berkata: “Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.” Kemudian dia mencium Nabi saw. dan berkata :
- “Anda mulia dalam keadaan hidup dan dalam keadaan mati.”
Keluarlah Abu Bakar menemui manusia dan berkata:
- “Barangsiapa
menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan
barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan
tidak akan mati.”
~ Dan
Abu Bakar keluar dan menangis, mencari tempat untuk menyendiri dan menangis sendirian.
- "INNA
LILLAHI WAINNA ILAIHI RAJI’UN", telah berpulang ke rahmat Allah SWT,
orang yang paling mulia, orang yang paling kita cintai di hari Senin 12
Rabi’ul Awal 11H, tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari.
Semoga
shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi kita tercinta Muhammad
saw. Semoga kita bisa mengambil manfaat dari kisah ini, juga dapat
mengambil pelajaran dan hikmahnya. Ya Allah, berikanlah rizqiMu kepada
kami dan juga syafaat dari kekasih kami Nabi Muhammad saw., Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar