Sabtu, 07 September 2013

Yesus

“Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan
banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan
perbantahan, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Lukas 2 : 34 – 35
“Suatu tanda yang menimbulkan perbantahan” merupakan suatu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan sosok Yesus Kristus. Mulai dari kelahirannya sampai kematiannya telah menimbulkan perbantahan yang abadi di antara umat manusia. Suatu tanda yang akan menjadi penentu apakah kita adalah termasuk golongan orang yang beriman atau sesat?

 

Kisah mengenai Yesus hanya diketahui pada saat ia lahir dan pada saat berusia antara sekitar 30-33 tahun, yaitu masa kenabian, saat-saat ‘meninggalnya di kayu salib’, hingga masa kebangkitannya. Sejarah tentang Yesus secara lengkap (dari lahir sampai meninggal) sampai sekarang tidak ada yang dapat menceritakannya dengan jelas karena terdapat sebagian masa hidupnya yang hilang, yaitu dari masa anak-anak sampai menjelang masa kenabiannya. Kehidupan Yesus sendiri setelah (paling tidak) berusia dua belas tahun tidak dapat diketahui dengan jelas. Yesus hidupnya dengan siapa, berada di mana, dan apa saja yang dilakukannya tidak ada cerita atau keterangannya sama sekali. Ada yang menyakini bahwa Yesus tinggal di Mesir, India, Jerusalem, atau Nazareth. Kehidupan Yesus baru benar-benar diketahui lagi setelah ia berusia sekitar 30 tahunan, yaitu pada saat memulai masa ‘kenabiannya’[1].
’Kenabian’ Yesus Kristus sampai kini masih menjadi perbantahan. Agama Islam menyatakan Yesus hanyalah utusan Allah. Dia tidak lain adalah nabi Isa AlMasih as. Sedangkan umat Kristen menyatakan Yesus sebagai Tuhan yang ‘lahir’ menjadi Anak Manusia dan mati untuk menebus dosa manusia. Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus merupakan satu pribadi yang tunggal (Tritunggal). Tapi, ada umat Kristen yang menyakini Yesus adalah rasul Allah.
Untuk mengetahui siapa pribadi Yesus yang sebenarnya maka kita perlu mencari pengetahuan yang benar tentang hakikat Allah. Sebab tiada yang lebih penting dari pada “iman yang benar” kepada Allah. Iman inilah yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Sebaik dan seshalih apa pun diri kita, semua itu akan menjadi sia-sia jika kita tidak memiliki iman yang benar kepada Allah. Lebih celaka lagi, bila iman kita yang salah tersebut semakin menjauhkan kita dari Allah.
Jika kita menyimak ayat-ayat dalam AlKitab maka tidak akan kita temukan ayat yang menyatakan bahwa Yesus Kristus pernah memerintahkan murid-muridnya untuk menyembah dirinya. Yesus tidak pernah sekalipun berkata ‘Aku adalah Allah atau putra Allah, maka sembahlah aku! Sebaliknya, Yesus sendiri sering bersaksi bahwa dia hanyalah utusan Allah. Ia mengajarkan kepada umatnya bahwa Allah itu Esa.
“Hukum yang terutama ialah: Dengarlah hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu. Markus 12 : 29 – 30
Tentunya ajaran Yesus Kristus tersebut bukanlah berasal dari Yesus sendiri, melainkan berasal dari Allah. Sebagaimana sabda Yesus:
“Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barang siapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaranku ini berasal dari Allah, entah aku berkata dari diriku sendiri.” Yohanes 7 : 16 – 17
Murid-murid Yesus sesungguhnya telah beriman kepada Allah yang mereka akui sebagai satu-satunya Allah yang benar, serta mengakui Yesus Kristus sebagai utusan Allah. Berikut ini kesaksian Yesus tentang keimanan murid-muridnya tersebut:
Mereka tahu benar-benar, bahwa aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus aku.” Yohanes 17 :  6 – 8
Pengikut Yesus sesungguhnya telah beriman kepada Allah yang mereka akui sebagai satu-satunya Allah yang benar, serta mengakui Yesus sebagai utusan Allah. Allah berfirman:
Dan ketika Aku ilhamkan kepada pengikut-pengikut Isa yang setia, “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku.” Mereka menjawab, “Kami beriman dan saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (muslim).” QS. Al Maaidah (5) : 111
Keimanan pengikut Yesus juga dapat diketahui dari doa Yesus kepada Allah:
“Bapa, telah tiba saatnya: permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepadanya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepadanya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Yohanes 17 : 1 – 5
Pengikut Yesus memperoleh ‘hidup yang kekal’ karena mereka telah mengenal Allah satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Allah utus. Dengan kata lain, murid Yesus memperoleh hak untuk masuk ke dalam kerajaan sorga yang kekal itu setelah mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Yesus Kristus adalah Rasul Allah, serta melaksanakan kehendak dan perintah Allah yang diturunkan dalam kitab Taurat dan Injil.

[1] Alexander Edbert C. Show Us The Straight Path: Menemukan Kebenaran Iman Yang Sejati. Jakarta: Pustaka Intermasa. Cet.1, Oktober 2008.   hlm. 186, 228.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar